KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia serta ridha-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang ”PELVIKSITIS”. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas perorangan pada mata kuliah asuhan kebidanan patologi.
Dalam penulisan makalah
ini diharapkan dapat memberikan informasi yang kemudian bermamfaat bagi kita.
Selama mengerjakan tugas
makalah ini, Saya telah banyak menerima bimbingan dan saran-saran dari berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada:
1.
Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
2.
Rekan-rekan serta
semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satupersatu yang telah membantu
penyusun dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun
berharap karya tulis ini dapat berguna dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan di masa-masa
mendatang. Atas perhatiannya penyusun ucapkan terima kasih.
Makassar, November 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
A.
Kata
pengantar..................................................................... 1
B.
Daftar Isi............................................................................... 2
C.
BAB I Pendahuluan ............................................................. 3
1.
Latar
Belakang............................................................... 3
2.
Tujuan ............................................................................ 4
D.
BAB II
Pembahasan.............................................................. 5
1.
Definisi............................................................................. 5
2.
Etiologi............................................................................. 6
3.
Faktor
resiko.................................................................... 6
4.
Patofisiologi..................................................................... 7
5.
Tanda dan
Gejala............................................................ 10
6.
Diagnosis......................................................................... 11
7.
Diagnosis
Banding........................................................... 11
8.
Komplikasi........................................................................ 11
9.
Penatalaksanaan dan
Pencegahan................................. 11
E.
Studi Kasus
F.
BAB III
Penutup..................................................................... 14
1.
Kesimpulan...................................................................... 14
2.
Saran............................................................................... 14
G.
Daftar
Pustaka...................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Penyakit
radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah
menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita
seperti rahim, tuba fallopii dan ovarium. Ini satu hal yang amat
mengkhawatirkan. Suatu infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa. Infeksi
tersebut juga sangat umum. Satu dari 7 wanita Amerika telah menjalani perawatan
karena infeksi ini dan kurang lebih satu juta kasus baru terjadi setiap tahun,
demikian menurut Gay Benrubi, M.D.,
profesor pada Division of Gynegology
Oncology, University of Florida di
Jacksonville.
Kurang lebih
150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk memperhatikan
gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula kekhawatiran lainnya,
serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan risiko seorang wanita untuk
menjadi mandul. Ketika bakteri-bakteri yang menyerang menembus tuba fallopii,
mereka dapat menimbulkan luka di sepanjang lapisan dalam yang lunak,
menyebabkan sukarnya (atau tidak memungkinkannya) sebuah telur masuk ke dalam
rahim, demikian Dr. Benrubi menerangkan.
Pembuluh yang
tertutup juga menyebabkan sukarnya sperma yang sedang bergerak melakukan kontak
dengan sel telur yang turun. Akibatnya adalah perkiraan yang mengkhawatirkan
yaitu setelah satu episode infeksi ini, resiko seorang wanita untuk menjadi
mandul adalah 10%. Setelah infeksi kedua resikonya menjadi dua kali lipat yaitu
20%. Jika wanita ini mendapatkan infeksi untuk ketiga kalinya, resikonya akan
melambung menjadi 55%. Secara keseluruhan, demikian Dr. Benrubi memperkirakan,
penyakit radang pelvis menyebabkan kurang lebih antara 125.000 hingga 500.000
kasus baru setiap tahun.
Kekhawatiran
besar lainnya mengenai infeksi ini adalah bahwa gangguan medis ini dapat
meningkatkan resiko seorang wanita mengalami kehamilan di luar kandungan
sebesar enam kali lipat. Alasannya: karena tuba falopii sering mendapatkan
parut (bekas luka) yang timbul karena infeksi ini, telur yang turun mungkin
akan macet dan hanya tertanam di dinding tuba. Kurang lebih 30.000 kehamilan di
luar kandungan per tahun dapat dipastikan disebabkan oleh infeksi seperti ini,
demikian kata Dr. Benrubi. “Itu masalah yang serius: Kehamilan di luar
kandungan”, demikian katanya, "dewasa ini menjadi penyebab kematian ibu
dengan prosentase sebesar 15% dan dengan segera akan menjadi penyebab kematian
ibu yang paling sering terjadi.
B.
TUJUAN
1. Memahami
dan menjelaskan tentang definisi pelviksitis/ radang pada panggul.
2.
Memahami dan menjelaskan penyebab terjadinya
pelviksitis/ radang pada panggul.
3.
Memahami dan menjelaskan proses terjadinya/
patofisiologis pelviksitis/ radang pada panggul.
4.
Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala pelviksitis/
radang pada panggul.
5.
Memahami dan menjelaskan bagaimana penatalaksanaan
serta pencegahan dari pelviksitis/ radang pada panggul.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Beberapa pendapat tentang gambaran penyakit radang
panggul;
1.
Westrom (1969). Gejala klinis sebagai akibat penyebaran
mikroorganisme,diluar kehamilan, secara asenden dari vagina menuju alat genetalia
bagian atas( dalam ) dan sekitarnya, serta meninbulkan kerusakan jaringan.
2.
St.jhon
et al (1980). Proses peradangan akut sebagai akibat dari peradangan asenden
darirektus urinarius yang menyebar kearah vulva dan sekitarnya.
3.
Te
linde. Memebagi menjadi 3 derajat :
a.
Derajat
1 ( tanpa penyulit, infeksi salpingitis- salpingo- ooforitis, dapat unilateral/
biparietal,palveoperitonitis).
b.
Derajat
2 ( bentuk biosalping unilateral/ bilateral, tubo-ovarial abses unilateral/
bilateral, palveoperonitis)
c.
Derajat
3 ( dengan penyulit dalam bentuk sepsis/ septic syok, abses
pecah,palveoperitonitis, tuba ovarium abses diatas 8 cm).
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas.
Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran
tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul.
Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual
(PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang
merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk
lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami
komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau
kehamilan abnormal.
B. ETIOLOGI
Penyakit radang panggul terjadi
apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke
atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk
seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering
adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan
peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari
leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah
kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi
karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan
dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi).
C. FAKTOR RESIKO
Wanita yang
aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat
penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk
berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman
dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah
lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi
masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan
remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi
masuknya bakteri.
Faktor risiko lainnya adalah:
1. Riwayat
penyakit radang panggul sebelumnya
2. Pasangan
seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
3. Wanita dengan
infeksi oleh kuman penyebab PMS
4. Menggunakan
douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
5. Penggunaan IUD
(spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko tertinggi adalah
saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila sudah
terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya.
D. PATOFISIOLOGI
Infeksi pelvis dipisahkan dalam 3
kategori :
1.
Infeksi
yang terjadi setelah kuretase dan post abortus serta infeksi post partum
2.
Infeksi
post operatif berkembang dari organisme yang terbawa ke dalam tempat operasi
dari kulit, vagina, atau yang lebih jarang dari traktus gastrointestinalis
sewaktu pembedahan
3.
Infeksi
pelvis yang terjadi pada fase yang tidak hamil tanpa didahului pembukaan bedah
rongga abdomen atau endometrium.
Infeksi dapat terjadi pada bagian manapun atau semua bagian saluran genital
atas endometrium (endometritis), dinding uterus (miositis), tuba uterina
(salpingitis), ovarium (ooforitis), ligamentum latum dan serosa uterina
(parametritis) dan peritoneum pelvis (peritonitis).
Perjalanan penyakit tergantung pada jenis (strain ) dan
virulensi organisme penyerang maupun resistensi masing-masing pejamu terhadap
mikroorganisme. Organisme dapat menyebar ke dan di seluruh pelvis
dengan salah satu dari lima cara:
Jalur
penyebaran bakteri yang umum adalah
·
Interlumen
Penyakit radang panggul akut non purpuralis hampir selalu (kira-kira 99%)
terjadi akibat masuknya kuman patogen melalui serviks ke dalam kavum uteri.
Infeksi kemudian menyebar ke tuba uterina, akhirnya pus dari ostium masuk ke
ruang peritoneum. Organisme yang diketahui menyebar dengan mekanisme ini adalah
N.gonorrhoeae, C. Tracomatis, Streptococcus
agalatiae, sitomegalovirus dan virus Herpes
simpleks.
·
Limfatik
Infeksi puerpuralis (termasuk setelah abortus) dan infeksi yang berhubungan
dengan IUD menyebar melalui sistem limfatik seperti infeksi Myoplasma non
purpuralis.
·
Hematogen
Penyebaran hematogen penyakit panggul terbatas pada penyakit tertentu
(misalnya tuberkulosis) dan jarang terjadi di Amerika Serikat.
·
Intraperitoneum
Infeksi intraabdomen (misalnya apendisitis, divertikulitis) dan kecelakaan
intra abdomen (misalnya virkus atau ulkus dengan perforasi) dapat menyebabkan
infeksi yang mengenai sistem genetalia interna.
·
Kontak langsung
Infeksi pasca pembedahan ginekologi terjadi akibat penyebaran infeksi
setempat dari daerah infeksi dan nekrosis jaringan.
Terjadinya radang panggul di pengaruhi beberapa faktor yang memegang
peranan, yaitu:
- Terganggunya barier fisiologik
Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam genetalia eksterna,
akan mengalami hambatan, karena kuman tersebut harus melewati beberapa bagian
organ reproduksi interna sebelum sampai ke pelvik,yaitu
a. ostium uteri
internum
b. ostium uteri
eksternum, penyebaran asenden kuman – kuman dihambat secara : mekanik, biokemik
dan imunologik
c. kornu tuba
d. Pada waktu
haid, akibat adanya deskuamasi endometrium maka kuman – kuman pada endometrium
turut terbuang.
Pada keadaan tertentu, barier fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada
saat persalinan, abortus, instrumentasi pada kanalis servikalis dan insersi
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
·
Adanya organisme yang berperan sebagai vector.
Trikomonas vaginalis dapat
menembus barier fisiologik dan bergerak sampai tuba fallopii. Beberapa kuman
patogen misalnya E coli dapat melekat
pada Trikomonas vaginalis yang
berfungsi sebagai vektor dan terbawa sampai tuba fallopii dan menimbulkan
peradangan di tempat tersebut. Spermatozoa juga terbukti berperan sebagai vektor
untuk kuman – kuman N. gonerea, Ureaplasma ureolitik, C. trakomatis dan banyak kuman – kuman
aerobik dan anaerobik lainnya.
·
Aktivitas seksual
Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan
terjadi kontraksi utrerus yang dapat menarik spermatozoa dan kuman – kuman
memasuki kanalis servikalis.
·
Peristiwa Haid
Radang panggul akibat N gonorea
mempunyai hubungan dengan siklus haid. Peristiwa haid yang siklik, berperan
pentig dalam terjadinya radang panggul gonore. Periode yang paling rawan
terjadinya radang panggul adalah pada minggu pertama setelah haid. Cairan haid
dan jaringan nekrotik merupakan media yang sangat baik untuk tumbuhnya kuman –
kuman N gonore. Pada saat itu
penderita akan mengalami gejala – gejala salpingitis akut disertai panas badan.
Oleh karena itu gejala ini sering juga disebut sebagai ”Febril Menses”.
E. TANDA DAN GEJALA
Gejala paling sering dialami adalah
nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus,
terjadi beberapa hari setelah menstruasi terakhir, dan
diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang
panggul biasanya kurang dari 7 hari. Beberapa wanita dengan
penyakit ini terkadang tidak mengalami gejala sama
sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih, perdarahan
atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat sanggama, menggigil, demam tinggi, sakit kepala, malaise, nafsu makan berkurang, nyeri perut
bagian bawah dan daerah panggul, dan sekret vagina yang
purulen.
Biasanya
infeksi akan mempengaruhi tuba fallopii. Tuba yang tersumbat biasa membengkak dan terisi
cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke
strukstur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya
jaringan parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal
diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.
Di
dalam tuba, ovarium – ovarium panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah). Jika abses
pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa
terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga
terjadi sepsis.
F. DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakan berdasarkan gejala
dan hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan pemeriksaan panggul dan
perabaan perut. Pemeriksaan lainya dilakukan
·
Pemeriksaan darah lengkap
·
Pemeriksaan cairan dari serviks
·
Kuldosintesi
·
Laparaskopi
·
USG
panggul
G. DIAGNOSIS BANDING
·
Penyakit
Ginekologi
a. Non
siklik : perlekatan, endometriosis, salpingo-ooforitis akut / subakut
b. Siklik
:disminore primer, disminore skunder (himen imperforata,stenosis serviks, leiomioma), siklik atipik (endometriosis,adenomiosis)
c.
Penyakit saluran cerna: kolitis ilseratif, hernia, karsinoma
d. Penyakit
saluran kemih: sistitis
interstisial, obstruksi ureter
e. Penyakit
neurologis: neuroma
f.
Penyakit Muskuloskeletal: sindrom low back pain (osteoporosis, skiliosis,
kiposis)
Sindrom miofasial (Lupus eritematosus sistemik,
limfoma)
H. KOMPLIKASI
Syok
septic ireversibel
I. PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHAN
Untuk mengatasi
penyakit hubungan seks dan penyakit radang panggul dilakukan upaya preventif
dan pengobatan. Upaya preventif primer meliputi upaya promotif kesehatan remaja
dan menegakkan diagnosis dini penyakit menular seksual dan pengobatan radikal.
Upaya promotif kesehatan remaja meliputi:
1.
Meningkatkan hubungan dalam lingkungan keluarga.
2.
Meningkatakan aktifitas remaja yang produktif.
3.
Memberikan pendidikan seksual tentang
anatomi-fisiologi genitalia, sikap
menghadapi hubungan seks ( abstinesia, dan mengikuti siklus menstruasi).
4.
Mengikuti hubungan seksual yang sehat ( kontrasepsi
sederhana {kondomisasi}, masalah penularan PMS/PRP, masalah gugur kandun/
aborsi).
5.
Menghindari
ketagihan obat terlarang dan alkoholisme
6.
Menghindari
“hubungan seks” dengan wanita tunasusila.
Diagnosis dini dan pengobatan radikal
PMS bertujuan menghindari terjadi penyakit radang panggul, dengan akibat
kerusakan jaringan dan infertilitas. Serangan pertama berupa kerusakan jaringan
dan infertilitas derajat utama ( 13-15%), kedua (25-30%) dan ketiga (60-65%).
Rancangan pengobatan radikal dilakukan
agar tidak berkelanjutan menjadi penyakit radang panggul. Perhatian ditekankan
kepada jenis mikroorganisme yang paling menyebabkan penyakit radang panggul.
Oleh karena itu antimikroba (antibiotic ) ditujukan untuk membasmi
mikroorganisme tersebut, meliputi Triple
drug (Doksiklin [vibramisin] 100 mg/oral 2x/hr 7-14 hari; Amoksisilin 3,5 g
[1 g/hr]; suntikan antibiotic hanya menggambarkan satu segi pengobtan infeksi
ginekologi dan obstetric.
Kegagalan untuk berespons terhadap
suatu agent antibakteri tertentudapat berarti bahwa organism tersebut resisten
terhadap obat atau dosis yang diberikan atauterdapat suatu penyulit tambahan.
Suatu abses mungkin memerlukan drainase secara bedah, jaringan nekrotik mungkin
harus direseksi, atau tromboemboli mungkin mememrlukan terapi
antikoagulan.Suntikan penicillin 4,8 g IM. Penicilimase-producing gonococci (
PPNG) dapat diganti dengan spektinomin 2,0 g IM. Bila pasien tidak tahan
tetraciclin dapat diganti dengan eritromisin 500 mg selama 7-14 hari.
Pengobatan triple drug manjadi kesembuhan radikal dapat dicapai untuk
menghindari penyakit radang panggul dan perlekatan. Pengobatan konservatif
sesuai dengan dasar pengobatan PSH dan berdasarkan kultur dan uji sensitivitas.
Pengobatan dengan operasi meliputi laparoskopi (untuk diagnostic dan pelepasan
perlekatan) atau laparotomi (operasi mengangkat sumber infeksi dan rekonstruksi).
Perubahan perilaku seksual remaja
tidak mungkin dibendung. Namun harus dihadapi dengan upaya preventif primer dan
pengobatan penyakit radang panggul secara adekuat. Hubungan seksual yang makin
bebas tanpa batas menimbulkan kehamilan yang tidak dikehendaki, kerusakan
jaringan organ genetalia interna dan menimbulkan infertilitas atau kehamilan
ektopik. Untuk mengatasinya dilakukan peningkatan hubungan dalam keluarga,
peningkatan aktivitas remaja yang berstruktur, peningkatan pengetahuan tentang
metode KB untuk menghindari kedua akibat hubungan sewks bebas.
Diagnosis dini dan pengobatan radikal
PMS bertujuan menghindari penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul
dapat pula disebut prostituate international disease atau pretty international
disease, karena mata rantai penyakit ini adalah tunasusila).
E. STUDI
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
Ny/Nn… P… Dengan Pelviksitis
v
Tanggal dan Waktu Pengkajian :
v
Tempat Pengkajian :
v
Pengkaji :
- PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1) Biodata
-
Umur:
Ø
wanita usia 16-25 tahun, infeksi ini dapat menjadi
masalah serius karena dapat merusak sist.reproduksi wanita yang merupakan bag.
utama wanita untuk menghasilkan keturunan.
Ø
Usia >35 th rentan terjadi infeksi karena lendir
serviks yang tebal sebagai tempat masuknya bakteri
-
Pekerjaan
Ø pekerjaan wanita yang mempunyai unsur seks bebas
seperti PSK rentan sekali terjadi infeksi ini
Ø Pekerjaan suami yang tidak sering di rumah,
bekerja dari kota ke kota misalnya supir bila ketaatan agamanya kurang
kemungkinan mencari wanita semalam di tempat kerjanya yang nanti dapat
menularkan ke istrinya kuman-kuman penyebab infeksi panggul
-
Pendidikan
Tingkat
pengetahuan wanita terutama remaja mengenai hubungan seksual yang sehat dan
bagaimana menjaga kesehatan alat reproduksi.
2) Keluhan Utama,
ibu
mengatakan badan panas, nyeri di bagian bawah perut, tampak sakit, disertai
gejala gastrointestinal (obstipasi atau diare, mual atau muntah), gangguan
sistem urogenital (polakisuria/ disuria, dipareunia, pengeluaran leukorea,
berbau/ kotor bahkan bercampur darah)
3)
Riwayat Kesehatan Sekarang
Terjadi pada wanita yang menderita IMS, atau wanita setelah melahirkan
(nifas), atau wanita yang mengalami ISK, ataupun wanita yang mengalami infeksi
limfogen/hematogen
4) Riwayat
Kesehatan Dahulu
Wanita yang pernah mengalami KET, Abortus Septikus, Endometriosis, IMS,
ISK, ataupun infeksi limfogen/hematogen
5) Riwayat
Kesehatan Keluarga
Pasangan apakah mempunyai penyakit IMS atau ISK
6) Riwayat
Menstruasi
Wanita yang mengalami gangguan menstruasi seperti metroragia, menoragia.
Wanita yang sering mengeluarkan sekret yang purulen dari vagina
7) Riwayat
Perkawinan
-
8) Riwayat
Obstetri
Wanita yang pernah mengalami komplikasi kehamilan (Abortus, KET) komplikasi
persalinan (SC dengan infeksi, partus dengan infeksi) komplikasi nifas (infeksi
nifas)
9) Riwayat KB
Wanita yang menggunakan KB AKDR seperti IUD
10) Riwayat
PsikososialSpiritual
Wanita yang sosialnya rentan
terhadap penularan penyakit seksual. Psikologi dan spiritual wanita kurang
kuat, sehingga mudah terpengaruh dengan keadaan/ orang disekitarnya.
11) Pola
kegiatan Sehari-hari
·
Nutrisi :
nafsu makan berkurang akibat rasa sakit di daerah abdomen
·
Eliminasi : bisa
disertai rasa sakit ketika berkemih
·
Personal Hygiene :
wanita yang personal hygiene ↓ terutama daerah genetalia memudahkan bakteri
masuk ke dalam organ reproduksi internal
-
Wanita yang terlalu sering menggunakan pembersih
kewanitaan dapat melemahkan floura normal pada geneatalia sehingga kuman mudah
masuk ke bagian yang lebih dalam
·
Seksual :
wanita yang mengkomersialkan kewanitaannya ke beberapa pria, rentan terjadi
infeksi genetalia interna sampai ke panggul bila tidak terdeteksi dan diobati
sejak dini. Ada rasa sakit ketika melakukan hubungan seksual.
B. Data
Objektif
1) Pemeriksaan
Umum
·
TTV: suhu meningkat, nadi cepat/ takikardi
2) Pemeriksaan
Fisik
·
Leher :
terdapat pembesaran kelenjar limfe yang menandakan adanya infeksi
·
Abdomen : Nyeri
suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran atas abdomen.
Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya uniteral, diagnosis
radang panggul akan sulit dirtegakkan.
·
Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan
terjadi “reburn tenderness”, nyeri tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.
·
Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang
panggul dapat pula disertai gejala ileus paralitik
·
Genetalia: terlihat sekret yang purulen
3)
Pemeriksaan Penunjang
·
Periksa darah lengkap : Hb turun akibat nutrisi ↓,
leukosit meningkat akibat adanya infeksi, LED meningkat.
·
Urinalisis :
kemungkinan ada bakteri dalam urine
·
Tes kehamilan :
mendeteksi adanya janin atau tidak sehingga dapat melakukan tindakan yang
sesuai
·
Pemeriksaan cairan dari serviks : adanya bakteri pada lendir serviks
·
Kuldosintesis :
adakah massa/drah pada cavumdoglas
·
Laparoskopi :adakah
kelainan pada organ genetalia interna misalnya perlekatan
·
USG panggul :
adakah kelainan pada organ genetalia interna misalnya perlekatan
- INTERPRETASI DATA DASAR
Dx : Ny/Nn.... P..... dengan Pelviksitis
Ds : ibu
mengatakan badan panas, nyeri di bagian bawah perut, tampak sakit, disertai
gejala gastrointestinal (obstipasi atau diare, mual atau muntah), gangguan
sistem urogenital (polakisuria/ disuria, dipareunia, pengeluaran leukorea,
berbau/ kotor bahkan bercampur darah)
4) Do : Pemeriksaan Umum
·
TTV: suhu meningkat, nadi cepat/ takikardi
5) Pemeriksaan
Fisik
·
Leher : terdapat
pembesaran kelenjar limfe yang menandakan adanya infeksi
·
Abdomen :
Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran atas
abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya uniteral,
diagnosis radang panggul akan sulit dirtegakkan.
·
Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan
terjadi “reburn tenderness”, nyeri tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.
·
Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang
panggul dapat pula disertai gejala ileus paralitik
·
Genetalia: terlihat sekret yang purulen
6) Pemeriksaan Penunjang
·
Periksa darah lengkap : Hb turun akibat nutrisi ↓,
leukosit meningkat akibat adanya infeksi, LED meningkat.
·
Urinalisis :
kemungkinan ada bakteri dalam urine
·
Tes kehamilan :
mendeteksi adanya janin atau tidak sehingga dapat melakukan tindakan yang
sesuai
·
Pemeriksaan cairan dari serviks : adanya bakteri pada lendir serviks
·
Kuldosintesis :
adakah massa/drah pada cavumdoglas
·
Laparoskopi :adakah
kelainan pada organ genetalia interna misalnya perlekatan
·
USG panggul :
adakah kelainan pada organ genetalia interna misalnya perlekatan
Masalah:
·
Hipertermi
·
Rasa nyeri di bagian Abdomen
·
Gangguan gastrointestinal
(obstipasi atau diare, mual atau muntah)
·
Gangguan sistem urogenital
(polakisuria/ disuria, dipareunia, pengeluaran leukorea, berbau/ kotor bahkan
bercampur darah)
- IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL
Syok Septik Ireversible
- IDENTFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Pemberian Antibiotik secara Radikal
- INTERVENSI
Intervensi
disesuaikan dengan masalah pada ibu.
Bila ada
kasus di BPS, maka:
1. Beritahu
pasien tentang keadaan dirinya
R/ pasien
memahami keadaan dirinya sehingga lebih kooperatif dalam pemberian tidakan
2. Perbaiki
keadaan umum ibu sesuai kewenangan
R/ keadaan
umum yang biasa timbul adalah badan panas dan nyeri bagian abdomen. Bidan bisa
memberikan antipiretik dan analgesik, namun tetap harus dirujuk ke dokter
spesialis/puskesmas/ rumah sakit sehingga dapat memperbaiki keadaan umum
3. Rujuk ibu ke
pelayanan kesehatan yang lebih memadai untuk diadakan uji laboratorium dan
pengobatan yang komprehensif
R/ tindakan yang tepat dan diperiksa secara dini
di pelayanan yang memadai bisa memperingan gejala yang dialami.
Bila sudah
di pelayanan kesehatan yang memadai maka dilakukan,
4.
Pemeriksaan laboratorium kultur
R/ dengan
mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi maka dapat ditentukan pengobatan
antibiotik sesuai dengan mikroorganisme tersebut.
5.
Tes Antibiotik
R/ uji
sensitivitas antibiotik pada pasien agar mengetahui pasien alergen atau tidak
terhadap antibiotik yang diberikan
6.
Pegobatan Antibiotik Radikal ( pengobatan Triple Drug )
R/
pengobatan Triple Drug menjadi
kesembuhan radikal dapat dicapai untuk menghindari penyakit radang panggul dan
perlekatan dengan menekan dan menghentikan mikroorganisme penyebab infeksi.
7.
Pengobatan dengan operasi (Laparotomi)
R/ bila
terjadi perlekatan maka tindakan pengangkatan sumber infeksi dan rekontruksi
harus dilakukan.
- IMPLEMENTASI
Sesuai
dengan Intervensi
- EVALUASI
Tgl….. Pk…..
S-O-A-P
Sesuaikan dengan hasil implementasi yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penyakit
radang Panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia interna, yang
disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang endometrium, tuba, ovarium
parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara perkontinuinatum dan organ
sekitarnya, secara homogen, ataupun akibat penularan secara hubungan seksual.
Peradangan
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina
dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90 – 95 % kasus PID disebabkan
oleh bakteri yang juga menyebanbkan terjadinya penyakit menular seksual
(misalnya klamidia, gonare, mikroplasma, stafilokokous, streptokus).
Gejala
biasanya muncul segera setalah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri
pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau
muntah.
Biasanya
infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan
terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan
menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke struktur
di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan fibrosa
yang abnormal diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.
B.
SARAN
Jauhi free
seks karena itu sangat berpotensi pada PMS. Jadi lindungi diri kita sendiri karena masa depan yang cerah sedang
menanti kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Genekologi, 1981. Genekologi. Bandung: fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung
Bobak, 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas,
Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta.
EGC.
Glasier, Anna, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : EGC, 2005.
Rustam, 1976. Sinopsis Obstetri. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Scott, R. James, Danford, Buku Saku Obstetri dan Genetalia.
Jakarta : Widya Medika,
2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar