Entri Populer

Kamis, 22 Desember 2011

standar pelayanan bidan 20 vacum ekstraktor




“STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN”
STANDAR 20 : PERSALINAN DENGAN MENGGUNAKAN VAKUM EKSTRAKTOR

·         Tujuan :
Untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vakum ekstraktor.

·         Pernyataan standar :
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstrasi vakum, melakukanya secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamananya bagi ibu dan janin atau bayinya.

·         Prasyarat:
1.  Kebijakan yang di tentukan untuk indikasi penggunaan vakum ekstraktor oleh bidan.
2.  Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas / ketuban pecah.
3.  Bidan terlatih dan terampil dalam pertolongan persalinan dengan menggunakan ekstrasi vakum.
4.  Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan DTT termasuk beberapa sarung tangan DTT / steril.
5.  Tersedianya alat / perlengkapan yang diperlukan, seperti sabun, air bersih, handuk bersih.
6.  Vakum ekstraktor dalam keadaan bersih dan berfungsi dengan baik, mangkuk dan tabung yang akan masuk kedalam vagina harus steril.
7.  Peralatan resusitasi bayi baru lahir harus tersedia dan dalam keadaan baik
8.  Adanya sarana pencatatan, yaitu partograf dan catatan persalinan / kartu ibu.
9.  Ibu, suami dan keluarga diberi tahu tindakan yang akan dilakukan (informed consent atau persetujuan tindakan medik)

·         Proses:
Semua pelaksana pelayanan trampil dalam melakukan prosedur iniBidan harus :
1.       Pastikan bahwa ekstraksi vakum memang perlu dilakukan, sesuai dengan protokol yang ditentukan (perlu ada indikasi yang jelas untuk pemakaian vakum ekstraktor penelitian menunjukkan bahwa risiko ekstraksi vakum lebih kecil dari pada penggunaan forcep bila tepat penggunaanya.

v  Indikasi penggunaan Vakum Ekstraktor
a.  Bila ada gejala / tanda gawat janin dan pembukaan servik lengkap, kepala sudah di dasar panggul
b.  Bila tidak mungkin merujuk dan adanya gejala / tanda persalinan lama, sementara kepala bayi sudah 2/5 di dalam panggul
c.  Bila ada gawat ibu (misalnya pre eklampsi berat, persalinan kala II lama), terpenuhinya persyaratan penggunaan vakum ekstraktor dan tidak mungkin dirujuk
d.  Bila kala II lama dan janin baru meninggal (tidak mungkin di lakukan bila janin sudah mengalami maserasi)

v  Operator haruslah terampil, kompeten dan terlatih dalam prosedur ini 
1)    Siapkan semua peralatan dan hubungkan satu dengan yang lain pastikan bahwa tabung vakum terhubung dengan baik dan katup pengaman berfungsi dengan baik (sebaiknya mangkok penyedot diletakkan di tangan operator dan mulai menghisap).
2)    Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih.
3)    Mintalah ibu untuk BAK jika kandung kencingnya penuh. Jika tidak bisa lakukan kateterisasi dengan teknik aseptic  (harus sangat hati-hati memasang kateter karena uretra biasanya mudah terlika pada partus lama / macet gunakan kateter karet)
4)    Baringkan ibu dengan posisi litotomi.
5)    Dengan teknik aseptic lakukan periksa dalam untuk mengukur pembukaan serviks dan menilai ketuban sudah pecah / belum bila belum pecah harus dipecah. Sebelum mangkok di pasang pastikan servik sudah membuka penuhdan penurunan bayi tidak lebih dari 2/5.
6)    Pilih mangkok penyedot paling besar yang sesuai dengan ukuran. Tempatkan mangkok dengan hati-hati di atas kepala janin. Pastikan bahwa mangkok tidak di atas sutura atau fontanel.
7)    Periksa pemasangan mangkok penyedot untuk memastikan bahwa tidak ada bagian servik / dinding vagina yang terjepit diantara mangkok dan kepala bayi.
8)    Mulailah menghisap sesuai dengan petunjuk pengunaan alat caranya bisa berbeda-beda tergantung jenis vakum (penghisap tangan listrik, mangkuk logam / plastik). Naikkan tekanan dengan perlahan lalu pastikan mangkok sudah mantap di kepala bayi sebelum mulai menarik (hal ini dilakukan dengan menaikkan 200 mmhg dan kemudian dilakukan sedikit tarikan untuk memastikan bahwa keadaan hampa tercipta).
9)    Periksa kembali apakah dinding vagina dan servik bebas dari mangkok penghisap.
10) Pada his berikut naikkan hisapan lebih lanjut (sesuai dengan instruksi pabrik pembuat alat).  Jangan pernah melebihi tekanan maksimum 600 mmHg.
11) Lakukan tarikan pelan tapi mantap, jaga tarikan pada sudut 90 derajat dari mangkok penghisap.
12) Bila pada dua kali tarikan mangkok lepas atau bayi belum lahir setelah 30 menit atau 3 kali tarikan tidak terjadi penurunan kepala, segera rujuk.
13) Mintalah ibu untuk meneran bila ada his seperti pada persalinan normal (jaga peganggan tangkai penarik tetap lurus pertahankan tarikan.)
14) Periksa DJJ diantara kontraksi.
15) Bila his berhenti, bidan harus menghentikan tarikan.
16) Jelaskan dengan hati-hati dan ramah kepada ibu apa yang di lakukan, usahakan agar ia tenang dan bernafas dengan normal dan membantu dengan meneran bila ada his.
17) Bila kepala sudah turun di perineum lakukan tarikan kearah horizontal lalu keatas.
18) Lakukan episiotomi bila dasar panggul sudah sudah sangat terengang.
19) Bila kepala sudah lahir pelan-pelan turunkan tekanan vakum ekstraktor, lalu lanjutkan dengan pertolongan persalinan seperti biasa.
20) Segera setelah bayi lahir, lakukan perawatan segera pada bayi baru lahir, mulai resusitasi bayi jika di perlukan.


·         Hasil:
1.  Penurunan kesakitan / kematian ibu / bayi akibat persalinan lama. Ibu mendapatkan penanganan darurat obstetric yang cepat dan tepat.
2.  Ekstraksi vakum dapat dilakukan dengan aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar